Cangkang kelapa sawit merupakan salah satu contoh produk sisa industri pengolahan kelapa sawit yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif baru terbarukan dalam bentuk briket. Cangkang kelapa sawit pada penelitian ini terlebih dahulu dikarbonisasi selama 1 jam dengan suhu pemanasan dalam muffle furnance 600?C, kemudian digerus dan dihaluskan, kemudian diuleni dengan masing-masing variasi perekat dan dicetak sehingga adonan dapat membentuk silinder dengan diameter 2 cm dan tinggi 4 cm. Rata-rata nilai kalor yang diperoleh untuk perekat tepung maizena, perekat tepung beras dan perekat resin pinus masing-masing sebesar 6634,29 kal/gr, 6702,47 kal/gr, dan 7798,31 kal/gr. Rata-rata kadar air perekat tepung maizena, perekat tepung beras, dan perekat resin pinus masing-masing sebesar 5,1%, 5,0% dan 3,7%. Nilai rata-rata kandungan zat mudah menguap pada perekat tepung maizena, tepung beras, dan damar pinus masing-masing sebesar 30,90%, 31,70% dan 60,73%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan nilai kalor akan diikuti dengan penurunan kadar air dan nilai kandungan bahan mudah menguap yang bervariasi. Harapannya adalah dengan munculnya prototipe skala kecil biobriket akan mendorong riset lanjutan untuk implementasi pada industri dengan skala lebih besar seperti industri energi listrik. Seperti yang kita ketahui sumber energi listrik di Indonesia masih mayoritas menggunakan bahan bakar batu bara, dengan munculnya biobriket diharapkan dapat memberikan opsi bahan bakar sustainable untuk pembangkitan listrik di Indonesia.