Briket Cangkang Kelapa Pengganti Batu Bara untuk Power Plant

Riset - 14 Desember 2022 - 12:00 AM

Sampah cangkang/tempurung kelapa banyak ditemukan di tempat seperti pasar dan kios penjual kelapa muda. Cangkang atau sisa tempurung kelapa dapat digunakan sebagai bahan bakar semisal arang untuk memasak namun masih belum banyak digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara di Indonesia. Kebijakan pemerintah dan tren hingga tahun 2025 menitik beratkan untuk menggunakan sumber energi baru dan terbarukan sebagai bahan bakar (power plant) di Indonesia. Saat ini beberapa pembangkit sudah mulai menggunakan pellet kayu dan biomassa lain sebagai bahan bakar campuran dan alternatif batu bara. Briket biomassa berbahan dasar cangkang/tempurung kelapa dapat menjadi alternatif yang cocok untuk dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap.

Briket biomassa dibuat dengan bahan utama cangkang/tempurung kelapa bekas dengan metode pirolisis serta perekat tepung kanji. Setelah dibuat menjadi arang dengan metode pirolisis maka briket selanjutnya diuji nilai kalor, proximate, dan ultimate analisisnya agar diketahui properti/sifatnya. Briket biomassa dengan tempurung/cangkang kelapa ini memiliki nilai kalor yang cukup baik yaitu 6185 Kcal/Kg sehingga menjanjikan untuk dapat digunakan sebagai pengganti batu bara. Selanjutnya properti briket dimasukkan ke dalam software gatecycle untuk dapat diuji kelayakannya sebagai bahan bakar pengganti batu bara.

Setelah simulasi gatecycle dilakukan diketahui bahwa briket cangkang kelapa mampu digunakan sebagai bahan bakar pengganti batu bara. Gambar pada halaman ini menunjukkan hasil perbandingan konsumsi batu bara dan briket cangkang kelapa. Power plant dengan briket cangkang kelapa membutuhkan bahan bakar sebanyak 269 Ton/jam atau 5 Ton/jam (1,89%) lebih banyak dari batu bara dengan nilai kalor 5900 Kcal/Kg. Simulasi ini menunjukkan briket cangkang kelapa mampu menggantikan batu bara namun dengan nilai konsumsi bahan bakar yang sedikit lebih tinggi.

Peneliti:
Kholiq D. Radyantho (T. Mesin ITK), Azmia N.R. (T. Kimia ITK), Faisal M. (T. Mesin ITK), Nur Robby (T. Mesin ITK)