Dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah terkait ketahanan pangan, Institut Teknologi Kalimantan mengembangkan sebuah prototipe inovatif berupa pengembangan mesin traktor sebagai mesin penabur benih padi. Penelitian ini diinisiasi Alfian Djafar, Ridhwan Haliq, Anggoronadhi Dianiswara , Budiani Fitria Endrawati, dan segenap mahasiswa ITK. Prototipe ini dirancang untuk menjawab tantangan efisiensi dan produktivitas dalam sektor pertanian. Dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, kebutuhan akan hasil pertanian yang optimal menjadi semakin mendesak. Oleh karena itu, penelitian ini tidak hanya bertujuan menciptakan alat, tetapi juga menjadi bagian dari solusi jangka panjang untuk mendukung ketahanan pangan di Indonesia.
Mesin penabur benih padi yang dikembangkan merupakan langkah konkret dalam upaya mekanisasi pertanian. Mekanisasi pertanian sendiri telah menjadi agenda penting dalam meningkatkan efisiensi kerja petani sekaligus mengurangi ketergantungan pada tenaga manusia. Sebelumnya, Alat Tanam Benih Langsung (atabela) telah dikenal sebagai inovasi sederhana yang membantu proses penanaman. Namun, alat tersebut umumnya masih digerakkan secara konvensional sehingga membutuhkan tenaga kerja manual yang cukup banyak. Pengembangan dilakukan dengan menambahkan mekanisme penabur benih padi pada mesin traktor. Jadi, traktor memiliki nilai tambah dalam fungsinya selain digunakan sebagai pembajak sawah, transportasi, pemupukan, dan penyemprotan herbisida atau pestisida pada tanaman.
Dalam pengembangannya, perancangan mesin ini juga mempertimbangkan aspek keberlanjutan. Mesin penabur benih padi dirancang agar mudah dioperasikan dan dirawat oleh petani, bahkan di daerah dengan akses teknologi yang terbatas. Namun, prototipe ini baru merupakan langkah awal. Masih diperlukan sejumlah penyempurnaan untuk meningkatkan performa dan kenyamanannya. Beberapa aspek yang menjadi fokus pengembangan adalah penggunaan tipe roda yang sesuai untuk berbagai jenis sawah, sehingga mesin dapat beroperasi optimal di kondisi lahan yang berbeda. Selain itu, mekanisme penabur benih perlu dimodifikasi agar kapasitas reservoir dapat ditingkatkan, meminimalkan kebutuhan pengisian ulang selama operasi, dan memastikan distribusi benih yang lebih lancar. Kenyamanan operator juga menjadi perhatian utama, dengan rencana penyesuaian pada desain pegangan dengan tempat duduknya.
Melalui prototipe ini, diharapkan ITK dapat berkontribusi pada upaya modernisasi pertanian yang sejalan dengan visi pemerintah dalam menciptakan ketahanan pangan nasional. Langkah ini sekaligus menjadi bukti bahwa inovasi teknologi dapat menjadi katalis dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Khusus pada bidang pangan pertanian, teknologi menjadi salah satu komponen yang bisa menjadikan Indonesia lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhannya